Indonesia Badminton

Discussion in 'Indonesia Professional Players' started by kidosetiawan, May 15, 2007.

  1. wilcan

    wilcan Regular Member

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    1,059
    Likes Received:
    0
    Occupation:
    student
    Location:
    taiwan
    Di belakang penampilan gemilang tunggal utama China, Lin Dan, ternyata ada pelatih besar kelahiran Indonesia.Pada ajang Piala Thomas di Bukit Jalil, Malaysia, 9-16 Mei lalu, Lin Dan tampil begitu perkasa. Ia melalap pemain dari negara lain, termasuk pemain peringkat satu dunia asal Malaysia, Lee Chong Wei, dan pemain utama Indonesia, Taufik Hidayat, pada babak final.
    Setiap kali Lin Dan bertanding, di tepi lapangan duduk pelatihnya, seorang yang sudah uzur. Namun, bagi para pemain bulu tangkis dari China dan Indonesia yang mengenalnya, orang tua itu dikenal sebagai seorang tua yang banyak ilmunya. Seorang locianpwe, kalau menggunakan istilah penulis cerita silat masa lalu, Kho Ping Hoo.
    Orang tua itu, Tang Hsien Hu, Tang Xianhu, atau Tong Sinfu, merupakan seorang yang sangat dihormati Lin Dan. Peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 ini selalu mengatakan, semua kemenangannya hanya dipersembahkan buat Tang atau Tong.
    "Dia memang pelatih saya, tetapi saya memandangnya sebagai kong-kong, kakek saya. Ia seorang pelatih yang bertanggung jawab dan saya beruntung memilikinya. Ia tidak hanya membimbing saya dari segi teknik, tetapi juga dalam nilai-nilai kehidupan," kata Lin Dan.
    Kehadiran Tang atau Tong di tepi lapangan saat Lin Dan menghadapi Taufik Hidayat pada partai pertama final Piala Thomas, Minggu (16/5/2010), sebenarnya merupakan psy war yang sangat dahsyat buat tim Indonesia. Tong memang lahir dan besar di Indonesia, tepatnya di Teluk Betung, Lampung, 13 Maret 1942. "Di Tiongkok, nama saya sering disebut Tang Xianhu atau Tang Hsien Hu, bergantung dialek daerah masing-masing. Namun, orangtua saya memberi nama Tong Sin Fu," katanya tahun lalu.
    Kembali ke Tiongkok saat 1950-an, ia kembali ke Indonesia sebagai pelatih pada 1986. Pertama melatih di klub Pelita Jaya, Tong kemudian ditarik menangani pelatnas Cipayung. Di tangan dingin Tong atau yang kerap dipanggil "Oom Tong" oleh para pemain, lahir pemain-pemain yang kemudian membawa Indonesia mendominasi dunia bulu tangkis 1990-an, seperti Alan Budikusuma, Ardy B Wiranata, Hariyanto Arbi, maupun para pemain putri angkatan Susy Susanti dan Lily Tampi.
    Oom Tong inilah yang ikut dalam proyek besar merebut medali emas Olimpiade Barcelona 1992 yang dipenuhi oleh Alan Budikusuma dan Susy Susanti. Bahkan, Tong kemudian ikut membidani lahirnya generasi Hendrawan.
    Namun, cerita Tong di Indonesia berakhir pada 1998 setelah permohonannya menjadi warga negara Indonesia ditolak. Ia kemudian kembali ke China dan kembali ditarik melatih timnas China. Di tangannya kemudian lahir generasi baru China, seperti Xia Xuanze hingga Lin Dan dan Xi Jinpeng.


    SOURCE: http://olahraga.kompas.com/read/2010/05/17/12132156/Orang.Indonesia.di.Belakang.Lin.Dan


    is this true??this doesn't look like a fake..
    so deeply disappointed with INA government
     
  2. fd16n

    fd16n Regular Member

    Joined:
    Jul 1, 2005
    Messages:
    1,555
    Likes Received:
    0
    Location:
    Indonesia
    Unfortunately your story is true wilcan, even hendrawan's citizenship has to be goes with then-president intervention
     
  3. CLELY

    CLELY Regular Member

    Joined:
    Mar 21, 2006
    Messages:
    13,780
    Likes Received:
    4,673
    Location:
    Jkt-Indo
    Indonesian-born coach helps China to Thomas Cup win

    The Jakarta Post | Mon, 05/17/2010 7:03 PM | Sports

    Indonesian-born coach Tang Xianhu was the key to China’s fourth-straight Thomas Cup men’s badminton team championship in Kuala Lumpur on Sunday, said a top Chinese shuttler.

    Tang, 68, played a pivotal role in the tournament and performed flawlessly, China’s first singles player Lin Dan said.

    “[Tang] is my coach, but I also call him grandfather. He is a responsible coach. I was lucky to train under his direction. He not only guided me technically, but taught me about life,” Olympic champion Lin said, as reported by kompas.com.

    Tang was courtside whenever Lin played in the tournament. The coach saw Lin overpower his Indonesian rival, Taufik Hidayat, 3-0 in Sunday’s final match.

    Tang, previously known as Tong Sinfu, helped Indonesia dominate the badminton world in the 1990s,

    Born in Teluk Betung, Lampung, in 1942, Tang later moved to China. He returned to Indonesia in 1986 as a coach and was recruited by the Badminton Association of Indonesia in 1990. He helped Indonesian teams to victories at the Thomas Cup and its women’s equivalent, the Uber Cup, and coached players who won Olympic gold medals and other prestigious titles.

    Tang left Indonesia for China in 1998 after the government rejected his request for naturalization.

    Tang’s return marked China’s resurgence in badminton world. China has won nine Thomas Cup tournaments.

    *The Jakarta Post.com -- http://www.thejakartapost.com/news/2010/05/17/indonesianborn-coach-helps-china-thomas-cup-win.html
     
  4. huangkwokhau

    huangkwokhau Regular Member

    Joined:
    Apr 14, 2007
    Messages:
    18,486
    Likes Received:
    87
    Occupation:
    sales & design
    Location:
    everywhere
    The story of Tang is true and we blamed our INA Government by acting so stupidly...even Su si, hendrawan or Alan were so patriotic as Tang...what did they get? NONE...not even a ' Thank you" and they have to beg for citizenships...so for those to question INA's chinese descent patriotism...think twice !!!
     
  5. OneToughBirdie

    OneToughBirdie Regular Member

    Joined:
    Jun 28, 2006
    Messages:
    4,049
    Likes Received:
    143
    Occupation:
    engineer
    Location:
    icy cold place
    That is not a surprise, not only in badminton but in other facets of life too in Malaysia as well. Sometimes we wonder with so much natural resources, yet these Asian kingdoms lack so far behind island nations like Singapore, Taiwan, Japan and Hong Kong. To touch more on this topic would venture in politics and get banned, so let's leave it at that.
     
  6. Luking

    Luking Regular Member

    Joined:
    Mar 5, 2008
    Messages:
    128
    Likes Received:
    2
    Location:
    Intense border of the earth.
    Indonesia really suffered from colonization. It affected social and mental development of this nation. 350 years! can you imagine? The more you know how the occupation took place the more you know how it affected the nation development. Of course you can't only blame this external factor. There is for sure own responsibility. But we should not just blaming a nation without knowing crucial factors which had affected its development. I don't think people can completely agree on the reason. Like you said, its better not to go on discussing this issue.
     
  7. diana_19

    diana_19 Regular Member

    Joined:
    Aug 8, 2008
    Messages:
    13
    Likes Received:
    0
    Occupation:
    College
    Location:
    Sukabumi,Indonesia
    wow coach of lin dan come from indonesia, lin dan no 1 in the world i like him
     
  8. wilcan

    wilcan Regular Member

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    1,059
    Likes Received:
    0
    Occupation:
    student
    Location:
    taiwan
    imagine THE THING was given indonesian nationality
    behind TH standing this THING
    or maybe standing behind our MD
    wow!!
     
  9. wilcan

    wilcan Regular Member

    Joined:
    May 17, 2009
    Messages:
    1,059
    Likes Received:
    0
    Occupation:
    student
    Location:
    taiwan
    Mengapa Tong Sin Fu Memilih Kembali ke China
    Laporan wartawan Kompas.com A. Tjahjo Sasongko
    Rabu, 19 Mei 2010 | 15:15 WIB
    [​IMG]
    ReproThestar​
    Tang Hsienhu saat mendampingi Lin Dan di final Piala Thomas
    TERKAIT:

    JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan pemain nasional Alan Budi Kusuma menganggap negara lain lebih memberi penghargaan kepada para pelatih bulu tangkis yang berprestasi.

    Hal ini diungkapkan oleh Alan mengenai sosok pelatih China kelahiran Indonesia, Tong Sin Fu atau Tang Hsienhu, yang mendampingi para pemain negeri itu mengalahkan Indonesia 3-0 pada final Piala Thomas, Minggu (16/5/2010).

    Alan memang dikenal dekat dengan pelatih kelahiran Teluk Betung, Lampung, 13 Maret 1942. Perkenalan terjadi saat Tong melatih di Indonesia pada 1987 hingga 1998. "Bayangkan, pada usia setua itu, ia masih diberi kesempatan duduk mendampingi pemainnya. Padahal setahu saya, ia memiliki masalah dengan jantungnya, serta memang sejak muda hidup dengan satu ginjal," katanya.

    Peraih medali emas olimpiade ini memang merupakan salah satu anak didik Tong sejak muncul akhir 1980-an. Menurutnya, Tong sebagai pelatih menanamkan disiplin tinggi buat anak didiknya. "Kalau latihan pukul delapan, dia sudah di lapangan pukul 07.30. Kami terlambat satu menit saja akan disuruh pulang," ungkapnya.

    Ia juga memuji Tong yang memiliki metode latihan yang unik dan tidak pernah sama untuk setiap pemain. "Saya dengan pemain lain, seperti Ardy, diberikan metode latihan yang berbeda. Namun, setiap memberikan teknik latihan, Om Tong selalu bilang, latihan yang dijalankan itu akan memberi hasil tiga bulan kemudian. Dan ini terbukti," ungkapnya.

    Mereka terus bersama hingga Tong memutuskan kembali ke China setelah permintaannya untuk memperoleh surat bukti warga negara Indonesia ditolak.

    "Om Tong memang cerita tentang kesulitan dia memperoleh izin naturalisasi. Dia telah mengajukan selama lebih dari sepuluh tahun dengan biaya sendiri hingga habis lebih dari Rp 50 juta-an," kata Alan. "Awalnya dia telah mendapatkan KIMS (kartu izin menetap sementara) yang diperpanjang dengan menerima KIM (kartu izin menetap), tetapi ketika saatnya mendapatkan surat bukti WNI, dia malah diminta mengurus ulang proses mendapatkan KIMS," katanya.

    Alan ingat bagaimana reaksi Tong Sin Fu saat permintaannya mendapatkan surat bukti WNI gagal. "Waktu itu kami masih latihan hingga pukul 10 malam. Om Tong bilang saya mau ke imigrasi sebentar," katanya. "Pukul 11 malam, dia pulang dengan menendang pintu ruang latihan sampai kami semua berhenti berlatih. Om Tong cuma teriak, 'kurang ajar...gue disuruh ngulang prosesnya!'" kenang Alan.

    Alan tidak tahu apakah dalam proses mendapatkan surat WNI tersebut Tong mendapat bantuan dari pengurus PB PBSI atau pejabat berwenang lainnya. "Beberapa hari setelah kejadian itu, dia bilang memutuskan akan kembali ke China," katanya. "'Lan, apa sih yang kurang saya lakukan buat negeri ini? Saya sudah membawa gelar juara, juga dapat penghargaan dari Presiden. Tapi semua itu tidak ada gunanya'," ucap Alan mengulangi perkataan Tong.

    Saat itu, Alan, karena masih menjadi pemain, meminta Tong mempertimbangkan keputusannya itu. Namun, pelatih yang pernah melahirkan nama-nama besar di China, seperti Lin Ying/Wu Dixi dan Li Lingwei ini mengatakan, "Gue di sini warga negara asing. Kalau mati di sini, istri dan anak gue makan apa?"

    Tong memang menikah dengan seorang wanita dari China daratan pada usia cukup lanjut dan memiliki putra yang seingat Alan baru berusia enam tahun. "Mungkin setelah menghubungi koleganya di China, ia mendapat kepastian tentang masa depannya di sana," ucap Alan.

    Juni 1998, Tong akhirnya kembali ke China dengan membawa keluarga. Ia diantarkan oleh para mantan anak asuhnya, antara lain Alan Budi Kusuma, Candra Wijaya, Hariyanto Arbi, dan Hendrawan sampai ke bandara Soekarno-Hatta.

    Menurut Alan, setelah pindah, Tong ditarik sebagai pelatih tingkat provinsi kemudian timnas oleh pelatih kepala, Li Yongbo. Sebagai pelatih timnas, Tong Sin Fu atau Tang Hsien Hu mendapat jaminan, seperti rumah, kendaraan, dan jaminan hidup hingga seumur hidup anaknya. Ya, seumur hidup anaknya!


    source:http://olahraga.kompas.com/read/2010/05/19/15152728/Mengapa.Tong.Sin.Fu.Memilih.Kembali.ke.China
     
  10. Krisna

    Krisna Regular Member

    Joined:
    Nov 10, 2006
    Messages:
    5,893
    Likes Received:
    9
    Occupation:
    General Management
    Location:
    Indonesia
    Coach Tang Xianhu (a.k.a. Oom Tong, as he is known by his former students) did try to get an Indonesian citizenship while he was back in INA... Some sources even said that he even spent a huge chunk of his own money to process the citizenship... I do not know the detail of the process, but eventually ...Oom Tong lost all the money he spent and got: nothing. Apparently nobody in PBSI or the rest of the INA bureaucracy cared enough for him to make him a valuable INA citizen...

    So, broken-hearted... he went back to China. Li Yongbo later on entrusted him with just one task: train one student, with the mission to make him an Olympic champ in 2008 (and possibly in 2012 too) and make him a driving force in winning Sudirman Cups, Thomas Cups, and other prestigious Individual titles. That one student: Lin Dan.
     
  11. flikflak

    flikflak Regular Member

    Joined:
    May 17, 2004
    Messages:
    81
    Likes Received:
    0
    Location:
    Aussie
    Those Chinese players probably knew about the story of his life as well.

    Mr. Tang was very unlucky back then, until he decided to return to China in 1998 which was very wise thing to do considering situations around him.

    Mr. Tang is probably the biggest talent wasted by racist INA govt.
     
  12. naistav

    naistav Regular Member

    Joined:
    Oct 22, 2009
    Messages:
    2,043
    Likes Received:
    19
    Location:
    village
    I am broken hearted too. Doesn't matter for me whether he produced Lin Dan or not, but he deserved much-much better as he already contributed too many for INA badminton. :crying::crying:
     
  13. Krisna

    Krisna Regular Member

    Joined:
    Nov 10, 2006
    Messages:
    5,893
    Likes Received:
    9
    Occupation:
    General Management
    Location:
    Indonesia
    BWF decided earlier today to award INA Open as one of the Premier Super Series 2011-2013...

    Total Prize Money offered by INA Open:
    2011: US$ 600,000
    2012: US$ 650,000
    2013: US$ 700,000

    If we used the typical BWF distribution of prize money, then the MS or WS winner in the INA Open stands to gain US$ 48,000 [or 8% of the total]...
     
  14. CLELY

    CLELY Regular Member

    Joined:
    Mar 21, 2006
    Messages:
    13,780
    Likes Received:
    4,673
    Location:
    Jkt-Indo
    Wow, the total prize-money will be increased by US$50,000 per year, very lucrative!
    According to BWF statutes 2009/2010, MS & WS bag 7.5 of total meanwhile MD/WD/XD gain 7.9 of total prize-money.
     
  15. CLELY

    CLELY Regular Member

    Joined:
    Mar 21, 2006
    Messages:
    13,780
    Likes Received:
    4,673
    Location:
    Jkt-Indo
    June 09, 2010

    Tommy Is Latest to Join Exodus from National Team

    Tommy Sugiarto became the latest shuttler to leave the national training camp, saying on Tuesday he planned to pursue a professional career at his own pace.

    The world’s 123rd-ranked singles player said his education was behind the decision.

    “Actually, I sent my resignation letter on May 27, so I was no longer a national team player from then on,” the 22-year-old said. “I want to continue my education in college while still playing badminton professionally. This is for a better future

    “Now I can choose tournaments that I want to be in, ones which won’t clash with my college schedule.”

    Tommy has languished in a period of stagnancy since joining the national setup in 2005.

    The son of Indonesian badminton legend Icuk Sugiarto — who won the 1983 men’s singles world championship and helped Indonesia to a Thomas Cup victory in 1984 — has struggled to live up to his father’s achievements. Tommy made his name by winning the third-tier Jakarta Open in 2005, after which he was called up by the Indonesian Badminton Association (PBSI). He followed that by winning the Thailand Challenge a year later.
    --------------------
    Antara & Jakarta Globe

    *Full article : http://www.thejakartaglobe.com/badminton/tommy-is-latest-to-join-exodus-from-national-team/379687
     
  16. huangkwokhau

    huangkwokhau Regular Member

    Joined:
    Apr 14, 2007
    Messages:
    18,486
    Likes Received:
    87
    Occupation:
    sales & design
    Location:
    everywhere
    Butet will pair with Tantowi in Macau and Taipeh Open
     
  17. badMania

    badMania Regular Member

    Joined:
    Jul 3, 2005
    Messages:
    18,925
    Likes Received:
    269
    Location:
    Hong Kong
    It's quite a waste that Grace doesn't want to play in XD yet again.
     
  18. ants

    ants Regular Member

    Joined:
    Jul 19, 2002
    Messages:
    13,202
    Likes Received:
    51
    Occupation:
    Entrepreneur , Modern Nomad
    Location:
    Malaysian Citizen of the World
    If the Thing is granted INA Citizenship now.. do you think he will coach for Indonesia? It is a lost for Indonesia for letting the "Golden Treasure" slipped of their hands. If not.. i think INA would a a greater Powerhouse now. What was those Officials thinking of?
     
  19. naistav

    naistav Regular Member

    Joined:
    Oct 22, 2009
    Messages:
    2,043
    Likes Received:
    19
    Location:
    village
    A very wise decision byTommy. It was too long of a decision, though.
    Go ahead choose tournaments carefully, and good luck for him.
     
  20. CLELY

    CLELY Regular Member

    Joined:
    Mar 21, 2006
    Messages:
    13,780
    Likes Received:
    4,673
    Location:
    Jkt-Indo
    One title for INA camp is presented by Alamsyah Yunus who won India GP Gold yesterday after failed to bag any title in 4 SS and BAC. Let's see whether INA will add title from SS tourney or not, coming up SIN & INA :)
     

Share This Page