Sad to say it won't happen until national associations stop funding player development/expenses at the higher levels.
this is getting really old really fast... Taufik is, like his fans love to say, unbeattable... because he never participates
Taufik will go to AE What....Taufik will cancel his participation in this year AE? Very unlikely...Man. He is very determined to bring the AE thropy home ...He will be there surely!!!! He is very serious. Rumors are NOT true!
AE will just be as prestigious as before even if TH chooses not to go. If it's true that he had made this decision, he's got to be true to himself why he did so. Don't think I would want to judge him. The rest of the players - don't think that they are so childish as to celebrate at another player's absence.
[FONT=Arial,Helvetica][SIZE=+2]Taufik Protes, Taufik Mundur[/SIZE] [SIZE=-1]Taufik Hidayat kembali membuat berita besar. Dia memilih mundur dari turnamen All England. Pengunduran peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 dan Asian Games Busan 2002 dan Doha 2006 itu sebagai bentuk protes terhadap PB PBSI. Kenapa? Gonjang-ganjing itu sebenarnya sudah lama tercium BOLA. Taufik memilih absen dari turnamen sangat bergengsi All England Super Series di National Indoor Arena (NIA) Birmingham, 6-11 Maret. “Saya memang mengundurkan diri,” jelas Taufik pada acara selamatan empat bulan kehamilan sang istri, Ami Gumelar, di Jakarta, Sabtu (24/2) pagi. Alasan pemain berusia 25 tahun itu karena PBSI tidak tegas menyangkut skorsing terhadap sejumlah pemain yang nekat bertanding di Papua, akhir Desember. Padahal, saat itu induk organisasi bulutangkis nasional tersebut telah melarang. “PBSI tidak tegas. Makanya saya memilih mundur,” ujarnya. Kronologinya, kala itu Pengda PBSI Papua mengundang sejumlah pemain Pelatnas Cipayung untuk bertanding di Jayapura. Sebagai bentuk imbalannya, mereka diberikan uang saku yang jumlahnya sangat variatif. Menurut pemain yang enggan disebut namanya, mereka mendapat bayaran mulai dari 20 juta hingga 70 juta rupiah. “Bahkan uang saku itu sebagian malah sudah ditransfer ke rekening pemain,” tutur sumber yang tidak mau disebutkan namanya. Sementara itu pemain yang lain mengaku dia tidak menerima uang lewat transfer bank, tetapi langsung ketika di Jayapura. “Saya malah menerima uang 25 juta rupiah langsung di sana,” sebut pemain yang lain. Namun, karena bukan berupa pertandingan eksibisi atau simulasi, PBSI pun melarang. Akhirnya Taufik pun menaati aturan PBSI dan memilih tidak tampil di Papua meskipun sebelumnya dikabarkan dia sempat ngotot untuk tetap berangkat. Cuma, setidaknya ada tujuh pemain yang nekat pergi. Larangan PBSI itu diabaikan begitu saja. Mereka adalah Luluk Hadiyanto, Alven Yulianto, Flandy Limpele, Markis Kido, Rendra Wijaya, Yoga Ukikasah, dan Yonathan Suryatama. Sanksi Tak Tegas Setelah itu soal sanksi terhadap pemain yang membelot itu berlarut-larut. PBSI menurut pemain tidak segera tanggap untuk menjatuhkan hukuman. Padahal, kejuaraan bulutangkis internasional sudah mulai bergulir awal Januari dengan menggelar Malaysia dan Korea Super Series. “PBSI seharusnya meniru sepakbola. Pemain yang kena kartu merah di pertandingan tidak bisa tampil di pertandingan berikutnya. Kalau itu ditegakkan, saya kira tidak perlu berlarut-larut sampai sekarang,” tutur salah satu pemain di Cipayung, Jumat lalu. Pemain ini menyebut kalau pebulutangkis yang bertanding ke Papua itu dilarang dikirim ke Malaysia Super Series, segalanya akan beres. Pelatnas Cipayung tidak akan bergejolak. Ujung-ujungnya, pemogokan seperti yang dilakukan Taufik tidak akan terjadi. “Ya, begitulah PBSI. Mau menghukum saja harus memilih-milih turnamen. Kalau tegas, semua juga beres,” sebutnya. Taufik pun sebenarnya ngotot agar sanksi diberikan kepada tujuh pemain tersebut di ajang All England. Artinya, pemain tersebut jangan dikirim ke Birmingham. Ini dengan pertimbangan bahwa sanksi keras itu akan membuat pemain jera. Tetapi, PBSI dengan berbagai pertimbangan memilih tetap mengirim ke All England dan tidak menyertakan mereka ke Swiss Super Series, sepekan kemudian. Taufik pun patah arang. Sebagai bentuk protes, dia pun memilih mengundurkan diri dari arena yang belum juga memberikan gelar juara itu. Siapa yang salah dan siapa yang benar bak menentukan lebih dulu mana telur dengan ayam. Inilah gonjang-ganjing terbaru yang melanda di saat perbulutangkisan nasional tengah terpuruk! (Broto Happy W./Erly Bahtiar)[/SIZE] [/FONT]
[FONT=Arial,Helvetica]Lius Pongoh [SIZE=+2]Soal Uang, Pemain Bandel[/SIZE] [SIZE=-1]“Tidak benar kami tidak tegas. Mengapa skorsing itu tidak segera diberikan karena banyak hal,” sebut Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI, Lius Pongoh. Menurut Lius, sebenarnya rapat pengurus untuk membicarakan soal skorsing itu sudah dilakukan awal tahun. Namun, karena waktunya mepet dengan pelaksanaan Malaysia dan Korea Super Series, akhirnya tertunda. Selain itu karena ada reshuffle pengurus PB PBSI, terutama pergantian sekjen dari M.F. Siregar kepada Suwandi. Karena tertunda-tunda, akhirnya rapat memutuskan bahwa sanksi dijatuhkan dengan tidak mengirimkan pemain bersangkutan ke Swiss Super Series, 13-18 Maret. “Ini keputusan pengurus, bukan keputusan saya sendiri dan mengikat kepada semua pemain,” sebut Si Bola Karet ini. Apabila keputusan ini tidak bisa diterima Taufik Hidayat, Lius pun tidak bisa berbuat banyak. “Kalau Taufik memilih mundur dari All England, ya terserah dia. Mau bagaimana lagi?” ujarnya. Lius mengakui Taufik memang bukan milik organisasi PBSI. Namun, karena saat ini posisinya adalah pemain Pelatnas Cipayung, maka dengan sendiri dia harus taat dengan aturan organisasi bulutangkis nasional. “Atlet tidak bisa mengatur atau menyetir organisasi. Soal sanksi ini sekali lagi saya tegaskan bukan teritorial atlet,” sebutnya. Dituturkan mantan juara Indonesia Terbuka 1981 dan 1984 itu, kalau sudah bicara soal uang, pemain-pemain begitu bersemangat. Tak heran, begitu ada undangan dan menyediakan uang saku dari Papua, mereka tidak lagi mengindahkan aturan. “Kalau sudah bicara uang anak-anak itu memang bandel. Mereka beranggapan tidak apa-apa, yang penting sapu saja. Kalau ada duit, mereka langsung pergi saja. Padahal, mereka bukan anak-anak kecil lagi,” sebut Lius. “Karena itu skorsing tetap harus ditegakkan. Apa yang dilakukan pemain ke Papua itu tidak benar. Kalau tidak diberi sanksi, bisa-bisa nanti PBSI tidak dianggap lagi,” tegas Lius. (bhw) [/SIZE][/FONT][FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1] [/SIZE][/FONT] [FONT=Arial,Helvetica][SIZE=-1]Both Sources were taken from Bolanews (27/02/2007) [/SIZE][/FONT]
What??? Taufik not parcitipate in AE?.Really childish.Why he wanna do tat kind of action??really not a mature action.What happen to PBSI and Indonesian Badminton nowadays !??!!.
Without Taufik, Hafiz will rig havoc in the AE 07. He will be going for bigger things. Even if he does not win the AE, he would create chances for LCW by taking out some Chinese. With PG taking out at least one Chinese, it will create LCW a very good opportunity. Wonderful, wonderful ! LCW is looking good for this. Li Mao will regret making his decision of joining the Koreans, which has nary chances.
Sorry for all TH's diehard fans this surprising news is not rumour/gossip but true story even BOLA (very credible source) have released article about his withdrawal in Tuesday edition. The main theme of TH's cancellation is all about money/reward and punishment, PBSI postponed to give hard sanction for those shuttlers (7) who still determined to play in Jayapura. PBSI choose Suisse SS for the absentee of those 7 players (Luluk-Alvent-Markis-Flandy-Rendra-Yoga-Yonathan) as sanction/suspension. But TH protested that PBSI should be to forbid them not to compete in Birmingham. OoO, seems All England title just a dream for our TH?! Is TH a idealist type who wants 'fair situation' that PBSI hard to realize it? Who will receive the suddenly advantage from TH's unbelieveable decision this time?? His arch-rival absolutely.
Bad news for some = good news for others. Now what if something prevents LD from performing, the scenario would be even more interesting. Sometimes evil thots are interesting
taufik retires from the tournament that he wants very badly to win... bad sign i feel taufik will quit from pelatnas soon. singapore, here he comes
I heard that too. He will change his mind...don't worry....He will play in AE. The show must go on.....
English News On Jakarta Post Taufik to miss All England amid reports of camp squabble [FONT=Arial, Helvetica] Primastuti Handayani, The Jakarta Post Two-time All England finalist Taufik Hidayat of Indonesia has pulled out of this year's tournament amid reports of an internal squabble at the national training camp. The Badminton Association of Indonesia (PBSI) official in charge of training, Lius Pongoh, told The Jakarta Post on Monday that Taufik's coach Mulyo Handoyo confirmed late last week the decision but failed to provide a reason. "We still have his ticket and hotel reservations. But Mulyo has said that Taufik will not compete at the All England," Lius said. Taufik refused to confirm his absence, saying: "Please ask Lius (Pongoh) or (national training camp chief) Christian (Hadinata). I won't say anything until they make statements on the matter." "I will only give my response after they tell the press their version of events," he told the Post. Taufik was only 17 when he reached his first All England final. He had the chance to become the youngest ever champion at the tournament -- breaking the record of Rudy Hartono of Indonesia who won the title at the age of 18 -- but he lost to Peter Gade of Denmark. He reached the final a year later, but again failed to win the title. Taufik said he had been focused on the March 6-11 tournament, the lone title not in his collection, for the past month. "I want it badly but now I am facing this," he said. Sources at the training camp said it all began with Taufik's demand that doubles players Markis Kido, Luluk Hadiyanto, Alvent Yulianto and Flandy Limpele be banned from competing in two tournaments after they took part in an event in Papua last December without the PBSI's consent. PBSI officials decided the doubles players would not be allowed to compete in the Swiss Open next month, but would be allowed to take part in the All England, which is a six-star Super Series event and part of the 2008 Olympic Games qualifying. The decision reportedly upset the Olympic and two-time Asian Games champion and he threatened to pull out of the All England unless PBSI changed course. Lius said PBSI has yet to send a letter to the Badminton World Federation informing them of Taufik's absence from the All England. "It doesn't matter if we tell the BWF now or later because the draw has already been finalized and we will be fined US$250 according to the regulations," he said. Based on the BWF draw last week, Taufik would meet Muhd. Hafiz Hashim of Malaysia, who won the All England in 2003, in the first round. He then had a potential showdown with compatriot Sony Dwi Kuncoro in the second round. If Taufik advanced, he would have likely faced world champion Lin Dan of China in the third round.[/FONT]
That's the thing that I love very very much from a man named Taufik Hidayat . Very unpredictable in many things (bad and good)...